Selamat Malam (7/8/2020)
Hari ini ingin menyimpan cerita. Jadi saya akhir-akhir ini sangat ter-racuni untuk bisa kuliah di luar negeri. Sebenarnya sudah sangat lama sih, sekitar 2 tahunan lalu. Ketika itu saya sering nonton video vlog dari salah satu orang Indonesia yang tinggal dan kuliah di Swiss. Aku membayangkan diriku ada di posisi itu dan memimpikan bisa kulaih di luar negeri itu sesuatu banget.
Setelah saya melihat dan membaca beberapa artikel tentang bagaimana cara untuk bisa kuliah di luar negeri secara khusus untuk magister agaknya sangat-sangat susah. Apalagi dalam bayangan saya, saya akan mencari beasiswa untuk mendukung saya bisa mencapai impian saya tersebut.
Dua tahun lalu pula, saya dinyatakan lulus jadi Pegawai Negeri Sipil jadi saya jadi tidak leluasa untuk bisa mewujudkan mimpi saya itu, karena punya tanggung jawab besar kepada negara. Ya ialah, namanya juga PNS harus bertanggung jawab kepada negara apalagi saya mendapat makan dan gaji dari negara juga. Tidak jadi PNS pun sebenarnya kita semua sudah harusnya memiliki tanggung jawab terhadap negara kita hehehe.
Tapi, setelah saya mencari beberapa artikel lagi dan berdasarkan penyampaian dari orang-orang bahwa PNS sekarang mala memiliki kesempartan yang sangat besar untuk bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri karena diharapkan PNS bisa semakin meningkatkan kapasitasnya dalam hal kompetensi. Jadi aku semakin semangat mengejar ini.
Namun, ada hal yang membuat saya menjadi pesimis lagi. Bulan 10 Tahun 2019 saya didiagnosis oleh dokter memiliki kelainan jantung yaitu aritmia. Kata dokter, hal itu terjadi karena aku selama ini terlalu memaksakan diriku untuk bisa berolahraga. Memang sih kadang-kadang saya memiliki waktu yang sangat sedikit untuk istirahat. Setelah begadang, saya biasanya masih tetap melanjutkan olahraga, terutama lari.
Jadi kata dokter hal inilah yang membuat jantung saya mengalami kelainan itu. Dan memang sangat menggangu. KAdang-kadang saya merasakannya dalam waktu yang tidak menentu, kadang pagi, sore, malam, dan bahkan kadang sepanjang hari. Itu membuat semangat saya down.
Tapi, ya sudahlah namanya mimpi harus tetap dikejar. Kali aja saya bisa membaik dan bisa mewujudkan mimpi saya tersebut. Walaupun di tengah situasi yang tidak memungkinkan jika melihat situasi kesehatan saya, saya tetap harus memiliki semangat itu, mungkin saya dengan semangat itu akan membuat saya bisa semakin membaik.
Oke, melupakan sejenak tentang kondisi kesehatan saya, saya akan mengulas kemungkinan langkah-langkah yang harus saya lakukan untuk bisa mendapatkan mimpi saya tersebut.
1. Searching sebanyak mungkin informasi tentang kuliah di luar negeri.
2. Karena kondisi kesehatan saya, saya harus tetap memperhatikan pola makan saya dan jika memungkinkan saya harus melaksanakan olahraga yang tidak terlalu membuat jantung capai, karena bagaimana pun olahraga tetap kita butuhkan. Dan saya sudah mendapatkan satu alternatif olahraga dari salah satu akun youtube, namanya Beni Wetan yaitu sehat minimalis. Jadi ini, adalah salah satu olahraga yang paling ringan yang pernah saya lakukan. saya sudah memulainya sekitar 3 hari. dan lumayan sih hasilnya, jadi bisa tidur nyenyak, walaupun gerakan itu-itu saja. Yang paling penting di sini adalah ketekunan melaksanakannya.
3. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Jadi ini adalah hal yang sangat penting, bahkan menjadi yang utama untuk bisa kuliah di luar negeri yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa mengajarnya. Kalau pakai bahasa lain, ya harus mengikuti misalnya bahasa Jerman ya, harus tahu bahasa Jerman. Saya sudah memulai setiap hari untuk mendengarkan bahasa Inggris sih, walaupun harus dipaksakan karena menonton sesuatu yang tidak saya pahami. Tapi saya sudah melai menikmatinya. Semoga bisa berbahasa Inggris seperti native speaker hehe
4. Mengurus pasport. Jadi, saya sudah masuk dalam tahap ini. Dan inilah sebenarnya point utama cerita hari ini. Jadi hari ini saya pergi membuat pasport. Kemarin saya sudah mengambil antrian online. Setelah sampai di kantor dengan hampir terlambat karena waktu saya hanya satu jam yakni dari jam 9.00 - 10.00 am WITA dan saya datang 10 menit sebelum jam 10.
Itu karena saya harus mengurus dulu pengiriman berkas untuk kenaikan jabatan PNS saya ke teman yang ditugaskan mengumpul, habis itu saya pergi mengambil kartu keluarga yang dibawa adik saya kerumahnya. Jadi saya agak buru-buru, belum lagi saya lupa menarik uang di ATM untuk pembayaran pasport nantinya. Tapi, Puji Tuhan Yesus, masih kekejar hehehe
Oh ia, setelah saya sampai di Kanim Kelas Satu Makassar, suhu badan saya diukur dulu dan saya diarahkan ke parkiran. Setelah itu saya diarahkan ke tempat pendaftaran dan pencocokan antrian yang telah diambil sebelumnya plus pengisian biodata. Nah, di sini kita dikasihkan map dan kita masukkanlah data-data dan dokumen kita di dalamnya (fotokopi KTP, KK, Ijazah, dll).
Lalu setelah itu masuk ke ruang tunggu dan menunggu antrian kita dipanggil dan kebetulan saya masuk pas nomor antrian saya dipanggil karena memang tidak terlalu banyak orang ya kan. Lalu saya masuk ke lobi satu. Di sinilah cerita berkesan dimulai hehe.
Berkas-berkas saya setor. Kemudian mbak-mbak pegawainya bertanya mau kemana, lalu saya menjawab, "mau kuliah" saya menjawab dengan spontan."Kuliah di mana" tanya mbaknya. Tanpa pikir panjang saya langsung menjawab, "di Amerika mbak". What Amerika pikirku setelah, jawaban dari mana ini?
"Ini harus ada surat rekomendasinya" kata pegawainya yang sejenak membuat saya bingung dan mengangguk seperti orang bodoh.
"Sebenarnya saya baru mau persiapan mbak" Balasku.
"Kamu mendaftar di mana? melalui apa?" timpa si pegawainya dengan nada yang agak ditekan yang membuat saya berpikir, "oh sepertinya saya belum bisa membuat pasport hari ini, karena ini adalah coba-coba saja. Permohonan saya di tolak ni."
"Saya mau daftar beasiswa Mbak" balasku.
"Ia lewat mana? Daftar di penyedia beasiswa mana?" tanyanya.
"LPDP" kataku. Ini lagi. LPDP dengan yakinnya saya menjawab saya akan mendaftar LPDP. yang bahkan untuk pemberangkatan yang lolos sebelumnya saja dibatalkan karena covid-19 dan belum tahu kapan mau buka lagi ckckckc. Ini lucu sih setelah saya pikir-pikir
"Apa PDP?" kata mbaknya, sedikit ragu. Mungkin mbaknya tidak terlalu dengar karena saya pakai masker, dua lapis lagi. Mana pakai face shield lagi hahahahaha, wajarlah si mbaknya tidak mendengar dengan jelas.
"LPDP mbak" balasku memperjelas.
"Ini harus ada rekomendasinya ya" balasnya lagi.
"Eh kamu PNS?" lanjutnya.
"Iya mbak".
"PNS mana"?
"PNS BPOM mbak".
"Oh ya ya ya" balas mbaknya sambil mengangguk dengan suara yang beda dari sebelumnya.
Seketika pikiran saya dari yang agak ragu dan berpikir ditolak, jadi sedikit optimis. Dan benar saja berkas saya di proses sama mbaknya dan saya disuruh menunggu sampai saya dipanggil lagi.
Di ruang antrian, saya iseng mau foto dan rencana bikin status kalau hari ini ada di kantor imigrasi. Dan setelah saya saya membuka kamera saya melihat jacket saya tulisannya "Harvard University" dong. Wow ... Mungkin tadi si mbaknya berpikir sayapengurus pasport karena saya akan kuliah di Harvard University wkwkwk. entah ini kebetulan atau sebuah doa wkwkw. Tapi setelah saya pikir bisa jadi. Tapi harus dengan usaha yang maksimal. Tapi bukan di Harvard pun asalkan di luar negeri bagiku itu sudah tercapai mimpi saya. Toh selama ini saya juga mengharapkan untuk bisa kuliah di Bassel, lebih tepatnya Unibersity of Bassel di SWISS. Tapi harus belajar Bahasa Jerman lagi hehe
Begitulah foto saya itu wkwkwk. Tapi eh di depan saya itu ada seorang pria, selalu memandangi saya. Dia pasti merasa risih dengan penampilan saya yang terlalu safety yang jatuhnya jadi norak yakan hahaha. Tapi ya demi kesehatan bersama dan terhindar dari Covid-19 apapun itu selama bisa dilakukan untuk menghindarinya, kita akan lakukan. Apalagi saya sudah didiagnosis dokter jantung aritmia.Selang beberapa menit menunggu nama saya dipanggil dan saya disuruh gantu baju jadi kemeja. Lha saya tidak ada baju kemeja, saya pakai kaos oblong karena hari ini saya WFH dan saya gunakan waktunya untuk mengurus pasport. Lalu saya ditunjukkan ruang ganti di mana di sana ada kemeja batik yang disiapkan. Ya ampun, besar bangat. Tapi, ya sudahlah, pakai saja.
Saya lalu menuju lobi satu kembali untuk pengambilan foto. Saya kemudian buka segala perlengkapan protokol saya dari face shield, kacamata dan masker. Saya difoto dengan keadaan yang super lusuh dan upik abu karena tidak mandi saat berangkat plus kemeja kebesaran wkwkwwk. Kemudain pemngambilan sidik jari dan ttd, sudah selesai dan diberikan bukti pendaftaran untuk dipakai mebayar di bank.
What membayar di bank wkwkw, lalu ngapain saya tadi ke atm capek-capek tarik tunai bila akhirnya ke bank juga haha. Ya sudah. Saya lalu ke bank dan membayar sebesar 650 ribu karena ini pasport 48 elektronik. Saya membayar dengan menyerahkan kode pembayaran dan saya akan datang lagi beberapa hari (Minimal 3 hari setelah pembayaran) untuk mengambil pasport saya hehehe. Semoga lancar.
5. Oke setelah oanjang lebar bercerita di atas, selajutnya saya akan masuk dalam tahap berikutnya yaitu mengembangkan TOEFL dan IELTS saya. (next)
6. Menterjemahkan Ijazah, Transkrip, dan dokumen lainnya ke Bahasa Inggris (next)
7. Mendaftar LPDP(next) .
8. Dapat LoA unconditional dan langkah-langkah berikutnya
Semoga bisa dan dilancarkan. Tetap semangat Aris. Kamu pasti bisa!.
Note: Buat kamu yang melihat ini abaikan saja ya hehe, karena tulisan ini sengaja saya bua untuk menjadi penyemangat saya dan ketika saya melihat tulisan ini mungkin saya tidak berhasil, setidaknya pernah kepikiran untuk memulai hehehe.
Comments
Post a Comment