Kamu,
Membuat aku lupa hari,
Membuat aku lupa lapar,
Membuat aku lupa tidur,
Membuat aku lupa diri,
Semua adalah tentangmu.
Rasa itu merasuk ke dalam anganku,
Menyesakkan batin yang paling dalam,
Mengikis jiwa menjadi semakin tipis,
Tak kenal waktu, tempat dan kondisi.
Semua yang ada padamu adalah impianku,
Tak ada yang kurang satu pun,
Diammu, bicaramu, senyummu,
Tatapanmu, melonghohmu, kedipanmu,
Dudukmu, berdirimu, jalan dan larimu,
Tidak ada yang kurang dengan semuanya.
Apakah yang lebih indah dari mencintamu?
Diam dalam keheningan memikirkanmu,
Termenung dalam keramaian mengingatmu,
Sepi, kurasa diri ini, serasa berada di hutan asing,
Dan mengharapkanmu hadir menemani,
Ya, hanya kamu.
Kadang aku berpikir,
Mengapa ada cinta di hatiku?
Mengapa cinta itu untuk kamu?
Mengapa bukan orang lain?
Mngapa?
Padahal,
Seperti kucing melihat anjing,
Begitulah dirimu terhadap hadirku,
Walaupun aku seperti semut,
Yang selalu merindukan gula.
Andai aku bisa menata rasa ini,
Maka aku harus berani untuk melupakanmu,
Karena kutahu pikirmu,
Bukanlah aku di sana tapi lainnya.
Lima ribu orang mencintaiku aku abaikan,
Hanya untuk menyimpan wajahmu,
Tak terbendung lagi cinta ini,
Meluap sampai aku lupa,
Bahwa aku hanyalah sepotong kain,
Yang tak pantas untuk menjadi bajumu.
Seandainya Yang Kuasa menghendaki,
Aku ingin kau hidup untukku,
Karena sekarang pun,
Aku hidup hanya untukmu.
Namun bila tidak,
Izinkan aku termenung lebih lama lagi,
Meratap lebih lama lagi,
Menangis lebih banyak lagi,
Karena lawanku adalah dirimu juga.
Comments
Post a Comment