KETIKA PELAYANAN BUKAN UNTUK MELAYANI


Jarum sudah menunjukkan angka 3 subuh, Aris masih saja melototi laptopnya sambil ketua tangannya berada pada keypad laptop. Yup, hari ini dia memang berencana untuk begadang dan menyelesaikan desain bulletin PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) yang sebentar lagi tiba waktu deadline terbitnya. Aris lalu menoleh kea rah jam “Hu!!! Sudah jam 3, ini desain kapan kelarnya si?” katanya bicara sendiri. “OK,…OK,… pokoknya jam 3.50 harus selesa. Titik” lanjutnya. Dengan serius dan hesit, dia melanjutkan desainnya. 3.45 semua ddesain sudah selesai. “yes,..!!! Puji Tuhan, saatnya tidur, besok harus kuliah jam 8 teng” katanya lagi. Diapun kemudian menuju temapt tidur dan langsung merebahkan badanya. Pukul 5.30 alarm sudah bordering, diapun segera dan tak lupa saat teduh sebentar dan kemudian melanjutkan bersih-bersih. Pukul 7.30 dia berangkat ke kampus. “Ok, semua berjalan dengan lancar” katanya setelah sampai di depan ruangan kuliah dengan tepat waktu.

Selama perkuliahan itu, Aris sibuk meng-SMS teman-teman persekutuannya karena dia adalah ketua dipersekutuan itu, dan hari itu adalah hari dimana ada kegiatan pengurus yaitu PA pengurus, diaman dalam kegiatan ini semua pengurus akan menyampaikan “unek-unek” atau semua isi hati, hal-hal yang disuka dan tidak disuka selama kepengurusan berjalan dan akan dievaluasi bersama. Sesekali ia menoleh ke layar proyektor, agar dosen tidak curiga kalau ia sedang tidak konsentrasi belajar, sambil terus melototi handphone-nya ditangannya menunggu ada balasan dan konfirmasi dari teman-teman pengurus yang lain. 

“Tidak ada konfirmasi berarti semuanya bisa datang,… ok kalau begitu” katanya dalam hati dan kali ini dia mulai serius belajar dan menyimpan HP-nya.

Seusai kuliah diapun langsung menuju ke laboratorium untuk melanjutkan penelitian untuk tugas akhirnya. Kini sudah jam 4, dia bergegas memberekan semua bahan dan alat-alat di meja, dan langsung menuju ke RUPER (Rumah Persekutuan) begitu nama keren untuk Sekretaria Persekutuan. PA pengurus saat itu akan dilaksanakan jam 5.00. arum jam sudah menunjukkan 4.45, dan tidak ada satupun sebatang hidung pengurus lain yang datang.

“Kalian dimana?” katanya sendiri. Tak lama kemudian datang dua orang pengurus lain. Kini sudah jam 5 pas, hanya 3 orang saja yang saling berpandangan tanpa banyak bicara.

“kita tunggu yang lain dulu” katanya.

Sambil menunggu dia kembali meng-SMS teman-teman yang lain. “Kalian diaman?????...... sudah jam berapa sekaranag??? Kita sebagai pengurus, kita yang seharusnya mengurusi, bukan kita yang diurus.” Begitu isi pesan yang disebar ke teman-teman pengurus yang belum datang. Tak lama kemudian beberap pesan balasan masuk ada yang mengatakan “sementara dalam perjalanan”, ada juga yang mengatakan “masih ada urusan” dan ada juga yang mengatakan “tidak bisa datang”.

“ahhhh!!!!!... kenapa baru konfirmasi sekarang??? Tadi saya SMS, tidak ada yang konfirmasi. Sudah waktunya mepet baru konfirmasi. Ahhhh….” Teriaknya dengan keras, membuat dua orang temannya kaget.

“tunggu saja dulu, mungkin ada macet atau baru isi pulsa,..” balas salah satu teman. “ok,… kita tunggu kalau tidak ada yang datang dalam setengah jam ini, kita saja yang ada yang PA” balasnya lagi.

Ada beberapa pengurus yang sudah mulai berdatangan, tapi dengan wajah yang datar tan pa ekpressi.
“ Ayo,.. atur posisi duduk, kita mulai PA” katanya. Dalam PA itu, dibahas kenadala-kendala yang dihadapi selama kepemgurusan, termasuk mengapa tidak ada konfirmasi saat diSMS.

“Kalian itu bagaimana sih??? Ditanya siapa yang tidak datang tidak dibalas, siapa yang terlambat atau berhalangan datang tidak dibalas juga. Apakah maunya kalian??? Kalian pikir gampang saja urus kalian? Kita ini seharusnya mengurusi komponen kita bukan kita yang diurusi sama pengurus yang lain” bentaknya dengan bibir yang kemetaran.

Perbincangan berlanjut terus menerus dan diakhiri dengan beberapa solusi yang selanjutnya akan dicoba untuk deterapka kedepannya. Tapi dalam hatinya, Aris masih menyimpan kekecewaan dengan pengurus yang lain karena bertindak seenaknya saja.

Kini tiba saatnya utnuk pulang. Setibanya dirumah, iapiunj melampiaskna emosinya dengan menullis status di BBM untuk menyinggung tema-teman pengurus lainnya. “Maaf Tuhan, kami sedang sibuk. Kami tidak butuh persekutuan sekarang. Nanti kami datang kalau ada watu luang saja ya Tuhan” Isi status BBMnya.

Dalam hitungan menit saja sudah banyak yang menentang pesan pribadanya itu. Ada yang dari pengurus da nada juga yang dari alumni. “Ia Tuhan, kami sedang sibuk. Tapi bukan status yang tahu kami sibuk atau tidak tapi Tuhan sendirilah yang tahu” balas salah satu teman pengurus. Seketika itu juga Aris langsung delcon (delete Contac) temannya itu, karena emosinya semakin membara.

“kenapa statusnya begitu dek, ada masalah apa?” Tanya seorang alumni.
“malas aja kak, pengurus-pengurus yang lain sok sibuk dan lupa sama komitmen yang sudah diambil, mereka kira saya santai saja apa?” balasnya.

Perbincangan lewat BBM-pun berlanjut hingga akhirnya alumni itu memberikan nasihat.
“Sabar dek, pelayanan yang baik adalah pelayanan yang tidak marah-marah dan tidak menghakimi. Kamu adalah pemimpin dan kamu harus meneladani kepemimpinan Kristus. Tuhan tidak pernah memaksa orang untuk bekerja bagi-Nya. Selalu ada kehendak bebas. PMK bukan organisasi sekuler yang menuntut ini dan itu. PMK tempat bersekutu, tempat melatih bagaimana untuk menjadi orang yang patuh komitmen, melatih kesabaran dan membentuk kepribadian. Kepribadaian yang baik sampai kita semakin dekat dengan keserupaan dengan Kristus. Kalau Aris sudah melakukan tugasnya, tunggu Tuhan yang melaksankan bagiannya, Jangan memaksakan teman-teman pengurus yang lain untuk menuruti maunya Aris. Walaupun maksud kamu baik, tapi kita jangan sampai memaksakan. Doakan saja mereka. Paulus sendiri mengatakan kita yang menanam dan menyiram, Tuhan yang memberi pertumbuhan. Jadi yang sabar dek. Tuhan sedang menguji kesabaranmu supaya kamu nantinya akan menjadi pemimpin yang semakin serupa dengan-Nya.

Arispun sangat tertegur dengan balasan pesan tersebut dan hanya bisa membalas dengan kata “Makasih kak” diikuti dengan emoticon senyum.

“Semangat dek!!!! Kamu pasti bisa” lanjut pesan dari alumni.
“OK kak…” balasnya.

Aris termenung beberapa saat dan memikirkannya sambil mengangguk-anggukkan kepala. “ya memeang betul, PMK bukan organisasi sekuler. Aku harus sabar dalam proses ini. Mungkin motivasi saya masih belum murni. Tuhan, ampuni saya Tuhan, murnikan motivasi saya untuk melayani-Mu. Biarlah saya melayani Engkau bukan karena ingin dilihat orang sebagai pemimpin tegas, tangguh dan disiplin, tapi betul-betul sebagai bukti kasihku kepada-Mu atas kasih-Mu yang sudah nyata bagiku Tuhan” katanya sambil menarikm nafas dan diakhiri dengan senyuma tipis.

Comments