Beranikah Anda Menjadi Pemuda Nasionalisme???

Gambar: http://cdn.metrotvnews.com/dynamic/content/2016/03/02/492467/2UrYSqCmry.jpg?w=635

Indonesia kini sudah berusia 71 tahun setelah berhasil merdeka dari penjajahan. Usia yang sudah tua jika disandingkan dengan seorang manusia yang kemungkinan sudah masuk dalam kategori lansia (lanjut usia). Namun, sampai sekarang bangsa Indonesia sepertinya masih berlagak seperti bayi, belum bisa menunjukkan kemajuan yang signifikan, walaupun ita juga harus menyadari bahwa untuk mengubah suatu bangsa sebesar bangsa Indonesia tidaklah mudah. Namun, perubahan itu sebenarnya bisa kita raih yaitu dengan memposisikan Tuhan mengambil bagian dalam proses tersebut.

Lalu ada maslah apa dengan Indonesia? Bukankah Negara Indonesia adalah negara dengan 5 agama yang bisa saling menopang mendoakan negeri ini? ia memang Indonesia memiliki 5 agama dari dulu bahkan sekarang setelah satu agama lagi dibentuk menjadi 6 agama resmi. Lalu mengapa bangsa Indonesia memiliki perkembangan yang begitu lamban?

Bangsa ini kemungkinan diliputi banyak dosa. Di mata bangsa lain ini kita juga tidak terkenal-kenal amat. Mungkin kita masih dikekang oleh dosa. 2 Tawarikh 7:12-14 (TB) Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Salomo pada malam hari dan berfirman kepadanya: "Telah Kudengar doamu dan telah Kupilih tempat ini bagi-Ku sebagai rumah persembahan. Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."

Bangsa Israel adalah bangsa pilihan namun ketika mereka juga melakukan dosa, maka Tuhan menghukum. Tapi bukan untuk selama-lamanya Tuhan menghukum namun ia akan membebaskan bangsa tersebut ketika ia kembali kepada Tuhan. Kita harus percaya bahwa Bangsa Indonesia masih ada sampai sekarang ini karena masih ada orang yang mau berkarya untuk bangsa ini. Lalu bagaimana kita mengetahui apa yang harus kita lakukan lebih lanjut demi kebaikan bangsa ini? 

Tuhan menginginkan kita untuk bisa melakukan kehendak-Nya dan mendekat kepada-Nya sehingga senantiasa kita bisa menjadi saluran berkat Tuhan untuk negeri melalui hal-hal baik yang Tuhan sendiri tunjukkan untuk kita lakukan demi kebaikan bangsa dan tentunya untuk kemuliaan-Nya.

Roma 12:1-2 (TB)  "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."

Allah menghendaki kita untuk mengalami transformasi iman sehingga kita bisa membedakan mana yang baik dan yang berkenan kepada Allah. Ketika kita turun ke dalam profesi kita, maka kita akan diberikan kemampuan untuk memahami bagian mana kita mengambil bagian untuk bangsa ini.

Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan. Mungkin banyak orang yang punya pikiran tapi tidak mengalami transformasi dan mungkin banyak orang yang mengalami transformasi tapi tidak berani maju. Sebagai anak-anak muda yang punya integritas yang tinggi sebaiknya kita melakukan proses ini yaitu membuat iman kita bertransformasi (bukan artinya pindah keyakinan), transformasi kepada semakin mengimani Tuhan sebagai penolong satu-satunya sehingga kita dikuatkan dan selanjutnya untuk mengambil keputusan memperjuangkan bangsa lewat petunjuk-Nya, karena kita yakin bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang Tuhan panggil untuk kemuliaan-Nya.

Pada zaman Yesus, mengapa Yesus mengambil perumpamaan seorang samaria yang baik hati? Karena Yesus tidak membeda-bedakan bangsa dan kalangan tertentu, termasuk bangsa Indonesia dimana kita ditempatkan ini. Tuhan memilih bangsa Israel sebagai bangsa pilihan bukan untuk menjadikan bangsa lain sebagai bangsa yang terabaikan atau dianaktirikan dari bangsa Israel, tapi Tuhan memlih bangsa Israel untuk menjadikan bangsa tersebut menjadi contoh pekerjaan tangan Tuhan pada suatu bangsa, mulai dari saat mereka bertekun dalam doa sampai mereka melanggar dan memberontak kepada Tuhan. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari setiap apa yang terjadi bagi bangsa Israel dan menghubungkannya dengan apa dan bagaimana situasi bangsa kita sekarang, sehingga kita bisa berdiri dan memberi diri untuk kemajuan bangsa.

Namun, terkadang kita tidak menyadari bahwa kita ditempatkan di negeri ini untuk memberkatinya dan terkadang kita fokus pada diri kita sendiri. Kita bahkan sering mempertanyakan apa yang sudah negara beri kepada kita tanpa kita mempertanyakan apa yang sudah kita berikan kepada negara ini. Kita harusnya dengan tekun melalui profesi kita paling tidak untuk menamkan sikap-sikap nasionalisme kita untuk kemajuan bangsa.
                         
Apakah ketekunan kita bergantung pada Rupiah?

Seharusnya tidak ya, karena ketika hanya bergantung pada apa yang menjadi bagian kita dapat dari negara, maka pengabdian kita untuk negara otomatis akan berkurang juga.

Nah, mungkin kita menyadari bahwa kita sudah memberikan diri kita (semampu kita) untuk kebaikan dan perkembangan negara. Namun, kita dirisihkan dengan munculnya generasi-generasi baru yang notabenenya kesadaran akan cintah terhadap bangsa dan negara semakin berkurang. Oleh karena itu perlu adanya transfer.

Kita harus persiapkan pengkaderan (bukan pengkaderan perpuloncoan tapi penanaman nilai yang baik) yang mantap dan berkesinambungan. Yesus hanya 3 tahun dalam pelayanannya. Dalam 3 tahun itu Yesus berhasil merangkul beberapa murid (12 murid dan ada murid lain diluar itu).

Kalau kita fikir, pelayanan Petrus jauh lebih luas dari pelayanan Yesus. Yesus hanya berputar-putar disekitaran timur tengah dan belum sampai jauh. Tapi satu hal yang perlu diteladani karena ia berhasil menanamkan visi yang baik terhadap muridnya selama 3 tahun sehingga muridnya bisa menghasilkan pelayanan yang berkualitas sampai ke Asia.

Pelipatgandaan visi dan misi yang cinta tanah air akan berjalan secara otomatis melalui cara hidup kita. Banyak hal yang bisa kita lakukan misalnya ketika masih menjadi pelajar maka kita seharusnya meminimalis bahkan say no to mencontek, karena nilai korupsi sebenarnya sudah tertanam dari hal sekecil ini. Kalau kita berhasil melakukan ini maka tidak menutup kemungkinan teman dekat, junior bahkan senior kita akan meniru komitmen dan integritas kita ini sehingga terjadilah pelipatgandaan orang-orang yang menanamkan nilai baik demi kemajuan bangsa. Hal yang lain dengan mencari masalah-masalah yang dihadapi bangsa ini (paling tidak masalah kota di mana kita berada) kemudian mendoakannya, tidak membuang sampah sembarang tempat, dan masih banyak lagi nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai Kristiani yang bisa kita lakukan.

Kemarin saat kami mengikuti Kamp Nasional Mahasiswa (KNM) Perkantas 2016 di Malang, berdasarkan pemaparan pemateri, hasil survei menyatakan bahwa sekitar 70-80% orang mengenal Kristus dan menjadi pengikur Kistus karena kesaksian hidup pengikut Kristus yang lain lewat kasihnya setiap hari yang menamkan nilai-nilai yang baik kepada lingkungan sekitarnya. Selebihnya melalui debat, ceramah dan menonton video kesaksian di youtube. Itu berarti bahwa memang sangat dituntut untuk kita sebagai pemuda-pemudi yang takut Tuhan untuik memberikan kesaksian hidup dan menanamkan nilai-nilai yang baik lewat kasih dan perbuatn kita sehari hari. Siapkah Kita??
                       
Bersyukur kalau 71 tahun Indonesia. Jangan putus asa, jangan apatis dan jangan pesismis ketika dalam tekanan sama seperti Daud yang tidak pesimis saat melawan Goliat. Bertobatlah dari jalan yang salah sehingga kita menjadi orang yang bisa memengaruhi orang lain. Kita rindu bahwa bangsa ini akan melahirkan pemimpin yang berkualitas dan tidak menutup kemungkinan dari kita sendiri.

Amin.

Dirangkum dari penyampaian Firman Tuhan oleh Kak Venny Amelia Wongso (Pelayan dan Staff siswa Perkantas Makassar)  pada ibadah Persekutuan Besar (PB) PMKO Filadelfia MIPA_Farmasi Unhas, Kamis, (25/8/2016).

Comments